Memberikan tanda suka (Like) di setiap status teman kita pastinya sangat merepotkan apabila kita lakukan satu persatu secara manual, apa lagi teman yang kita miliki sangat banyak. untuk mempermudah hal tersebut, ada trik facebook Memberikan Tanda Suka (Like) Otomatis ke Semua Status Teman Secara Masal. Yang penasaran ingin mencobanya silahkan ikuti Cara bagaimana Memberikan Tanda Suka (like) Otomatis di Status Teman Facebook berikut:

Dengan adanya Menu Unfrends di Facebook kita dapat lebih mudah untuk mengetahui daftar tunggu permintaan pertemanan yang masih belum ditanggapi. Banyaknya permintaan pertemanan yang tertunda ternyata dapat membuat akun facebook kita tidak dapat lagi meminta pertemanan (Add Teman).

Beberapa hari yang lalu akun Facebook Moudy sempat tidak dapat lagi menambahkan permintaan pertemanan (Add Teman) selama 1 minggu. Awalnya valven mengira ini dikarenakan pemblokiran yang biasanya facebook berikan apabila kita terlalu banyak meminta pertemanan sehingga di anggap Spam oleh facebook. tapi anehnya tidak ada pemberitahuan atau peringatan yang diberikan oleh Facebook seperti biasanya kurang lebih seperti ini “permintaan anda di blokir selama 4 hari” atau yang lainnya.

Ketika menghadiri kopdar ke-5 Blogger Banua, VALVEN sempat menanyakan penyebab masalah diatas dengan seorang teman yang biasa dikenal dengan inisial TerGaptek. Beliau memberikan saran agar mencek daftar permintaan pertemanan yang tertunda, karena biasanya hal tersebut disebabkan banyaknya permintaan pertemanan yang belum ditanggapi. Setelah dicek dengan menggunakan Menu Unfriends ternyata benar, Permintaan yang belum ditanggapi lebih dari 500 orang. Setelah menghapus semua permintaan pertemanan yang terntunda akhirnya masalah dapat teratasi. Dan sekarang sudah bisa meminta pertemanan (add Friends) kembali seperti biasanya.

Mengenai Bagaimana Cara Membuat Menu Unfriends di Fecebook, bagi pengguna Mozilla Firefox bisa mengikuti tutorial berikut:

1. Loggin di Facebook terlebih dahulu menggunakan browser Mozilla Firefox

2. Instal Greasemonkey dengan cara klik linknya disini dan klik tulisan +add to Firefox

3. Selanjutnya install script Unfriend Finder dengan cara klik linknya disini dan klik tulisan "Install"

4. Terakhir anda tinggal Restart Browser Mozila Firefox. Apabila berhasil akan keluar menu tambahan Unfriends yang berada diantara menu Profile dan akun seperti dibawah ini

 

Salah satu keunggulan dari BlackBerry mendapat tambahan logo Blackberry pada saat mengupdate status di FaceBook. namun yang tidak mempunyai GadGet SmartPhone BlackBerry ternyata juga dapat menggunakan logo BlacBerry pada saat mengupdate status di Facebook layaknya mengupdate status menggunakan HandPhone Blackberry atau Tablet BB. Untuk postingan kali ini akan ValVen berikan cara mudah Mengupdate Status Facebook berlogo Tablet BlackBerry PlayBook tanpa harus membeli Tablet Blackberry Playbook.  Jangan khawatir update status FaceBook berlambangkan Tablet BalckBerry PlayBook tidak dipungut biaya sepeserpun alias gratis. Sebagai contoh bisa klik gambar dibawah untuk mengetahui lebih jelasnya bagaimana contoh update status di facebook berlambangkan Tablet Blackberry Playbook:

1. Loggin di Facebook

"iya, iya.... Jadi gimana? Ikut gag??"

Sinta hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. Mereka berpisah di simpang komplek Anggrek, dan pulang ke rumah mereka masing-masing. Sinta dan Ririn adalah sahabat dari kecil sampai SMA saat ini. Walaupun mereka cuma berdua, tapi persahabatan mereka seperti sepasang kekasih sejati, artinya mereka berdua tak pernah berpisah ataupun berjauhan.

Singkat cerita, seperti yang di katakan Ririn tadi, malam ini ada pasar malam yang berada tidak jauh dari komplek perumahan mereka. Dengan tidak ragu-ragu, Ririn langsung mendatangi rumah Sinta yang tidak jauh pula dari rumahnya.
"Sin, buruann yuk. Ntar keburu malam.. "

 Singkat cerita,, mereka pun tiba di Pasar malam tersebut.

Tidak berapa lama mereka berputar-putar, sampailah di sebuah penghujung jalan. Ada sebuah tenda merah tertutup yang agag misterius.
"Eh Rin, tuh tempat apaan yah, kok aneh gitu."

Mereka pun akhirnya memasuki tenda yang redup tersebut. Tidak terlihat pengunjung lain, namun hanya seorang lelaki tua dan seekor burung gagak nya. Ini membuat mereka semakin merinding.

Sinta akhirnya mendekati dan duduk di sebuah kursi lapuk yang ada di depan lelaki tua itu.

"kamu datang dengan tujuan apa?" lelaki tua itu akhirnya mengeluarkan suara seraknya.
"Hum, sebenarnya sih nih pak. Kami datang kesini pingin diramal aja pak. Itu pun, kalo bisa pak?"

"he eh eh, kamu mau di ramal atau enggak sih? sekarang gini aja, karena saya ini baik hati dan tidak sombong, jadi saya mau memberikan ini khusus untuk kamu! Tolong kamu rawat dia baik2! Ngerti?"
Sinta mengambil kotak kecil dari tangan bapak tersebut. Lalu ia membuka tutup kotak tersebut dengan perlahan2.

"Dasar edan koe! Masih mau ngebantah omongan orangtua kamu yah!! Kamu masih mau di ramal atau tidak?" Sambil memukul keras mejanya itu bersamaan dengan wajah mengerikan dan suara yang lantang.

"Iya, iya pak. Jangan marah2 dong pak. Temen saya ini cuma bercanda kok pak. Maapin yak pak? Peace?" Ririn dengan setianya membela temennya Sinta.

"Aduh, tuh umang-umang bikin repot aja sih Sin, masak lu harus sibuk2 ngurusin dia, sampe2 ke sekolah juga dibawa-bawa. Untung bukan aku. Kalo aku disuruh ngerawat mah, ogah!" Bisik Ririn ketelinga Sinta.

"Gag pa-pa lah Rin, kayaknya gue tertarik buat ngikutin permainan ini. Barangkali aja  benar tuh kakek." Sinta membalas bisikan ketelinga Ririn.

"Ya udah pak, kalo begitu, terimakasi banyak yah pak, mudah2an ini kenyataan. Kalo begitu kami berdua pamit dulu deh pak." Ucap Sinta sambil mengulurkan tangannya ke pada lelaki itu. Namun sayangnya, uluran tangan Sinta tak dihiraukan oleh bapak itu.
"tips nya?" sahut bapak itu dengan wajah merunduk.
"Ha, pake bayar, gitu pak?" tanya Sinta heran.
"Oh ya jelas dong. Ini sebagai syarat berlangsungnya ramalan. Hanya 200.000 saja."
"Apa pak? 200ribu? Kok mahal banget sih pak?" Ririn ikut kaget.
"Saya bilang tadi apa? Itu sudah menjadi syarat yang diturunkan oleh ruh nenek moyang dulu!"
"Eh, iye deh pak. Nih duitnya pak" sambil memberikan uang tersebut. Lalu Sinta dan Ririn pun lekas keluar dari tenda itu.

 Namun begitu, Sinta tetap tersenyum , dan keluar dari tenda tersebut bersama Ririn sambil memegang kotak kecil yang berisi umang-umang mungilnya tadi.

Tak terasa mereka sudah 2 jam disana. Mereka sepakat akan pulang jam 9 malam ini. Mereka pun pulang kembali kerumahnya masing2.
Sesampainya di rumah (Sinta), ia langsung meletakkan kotak yang berisi umang-umang itu ke atas meja belajarnya. Dan ia pun langsung membaringkan tubuhnya ke atas tempat tidurnya. Sinta pun tidur dengan lelap.

Keesokan harinya, Sinta dan Ririn pergi Jogging di sekitar komplek. Tak lupa Sinta membawa kotak kecil yang berisi umang-umang yang dimasukkan ke dalam tas mininya.
"Sin, apaan tuh yang lu bawa? Tumben2nya lu bawa tas pas jogging?" Ririn penasaran sambil menunjuk ke tas Sinta.
"Hum, umang-umang.. Hehe, gue kasian kalo dia ditinggal sendirian di rumah. Ntar dia kenapa2 lagi." Sambil tersenyum bangga.
"Hah, yang bener lo?? Jadi lu masih percaya dengan ramalan ntuh? Gila lu, mau aja di bodoh-bodohi tuh bapak stress."
"Eh, jangan salah. Apa salahnya kan kalo kita coba dulu. Yah kalo gag berhasil, berarti emang bukan rezekinya gue."
"Hemm,, ya deh. Terserah lu lah. Jadi kapan lu bakalan beraksi nih?"
"Yah kalo bisa sekarang juga. Gue mau nyari Arie dulu ah. Mana tau dia juga ikutan jogging di sekitar sini."
"Arie? Arie mana tuh?"
"Ya elah, si Arie. Anak XI IPA di sekolah kita. Masag lu gag tau sih? Secara gitu kan, dia tuh cakep and smart pula."
"Hem, ternyata nih ye, yang mikirin cowok, cowok, dan cowok tuh bukan gue aja.. Lu nya jugag demen! Huu!"
"Hehe, sorry sist'!"
 Benar saja, tak lama mengelilingi komplek, Santi dan Ririn bertemu dengan Arie. Santi pun langsung mendekatinya.
"Hai. Arie bukan?" Tanya Sinta dengan gugup.
"Iyaa, eh, kalian anak XI IPA 3 kan?" Tanya Arie balik.
"Iya, bener. Aku Ririn..." Dengan peDenya Ririn lekas mengulurkan tangannya kepada Arie.
"Ih, lu apa2an sih? Gag banget gitu... " Ucap Sinta sambil menarik kembali uluran tangan Ririn.
"Hem, by the way, ada apa nih?" Tanya Arie.
"Ouh, gak ada kok, Rie. Cuma gue mau liatin sesuatu ma lo." Ungkap Sinta dengan malu-malu sambil memberikan kotak kecil yang berisi umang-umang itu kepada Arie.
"Apaan nih? Buat gue?" Tanya Arie penasaran sambil terseyum manis.
"Eh, bukan Rie. Gue cuma mau liatin peliharaan baru gue ama lu. Gimana, cantik yah?" Tanya Sinta.
"hahaha, lu melihara umang-umang? Unik banget lu. Gag biasa banget gitu ada cewek yang suka melihara Umang-umang."
"Hem, tapi bagus kan. Eh Rie, coba deh lu ajak dia keluar. Lu pasti lebih suka lagi liad kepalanya yang so cute gitu." Sinta mencoba merayu Arie sebagai taktiknya.
"Iya deh... (beberapa menit kemudian, umang-umang tetap tidak mau keluar dari cangkangnya). Kok gag nongol2 sih ni, Sin?" Tanya Arie bingung.
"Ah, masag sih Rie. Hem, yah udah deh. Mungkin dia lagi lapar kali yah. Kalo gitu gua n Ririn pulang dulu deh ya, Bay Arie.." Sinta meninggalkan Arie begitu saja dengan terburu-buru dan malu.
Setelah mereka sampai di depan rumah Ririn, mereka pun duduk sambil meminum jus lemon segar.
"Hahaha, gimana Sin, si Arie yang udah begitu cakep aja, masih belum bisa menaklukan peliharaan lu tuh." Ejek Ririn.
"Hee, lu belum tau aja, liad aja entar, gue pasti akan mendapatkan cowok lebih cakep, tajir, smart, pokoknya perfect lah. haha!" Ucap Sinta dengan nada yang sangat meyakinkan.
"Huh, ya udah deh. Gimanapun, gue pasti bakalan dukung 'n bantuin lo. Tapi ingat, lu jangan sombong kalo udah dapat cowok yang perfect. Ingat-ingat lu ama gue."
"Ya iya dong Ririn sayang. Udah ah, gue balik dulu yah. Pingin mandi nih. Ok?"
"Yup, mandi sana. Tapi jangan lupa, siang ini lu temenin gue ke Shanghai Boutique. Seep??"
"Seep!"

 Jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi. Sinta sudah bersiap dengan dandanannya yang anggun, begitu pula dengan Ririn dengan stylishnya yang cuek namun tetap menawan. Mereka pun berangkat dengan mobil aerio-nya. Sesampainya di Butik, Sinta merasa panik karena melihat umang-umang keluar dari kotak ynag memang tidak tertutup, lalu berjalan menuju pojok ruangan.
Saat Ririn dan Sinta sedang sibuk mencari umang-umang tersebut, seorang lelaki berdasi namun pendek dan agak hitam muncul di hadapan mereka berdua.
"Kalian sedang cari apaan sih? Umang-umang ini ya?" Tanya Lelaki itu sambil mengedipkan matanya.
"Sin, ntuh pangeran lu udah datang. Samperin gih!" dengan berbisik, Ririn lagi-lagi mengejek Sinta.
"Eh iya, ketemu dimana pak?" tanya Sinta tanpa basi-basi lagi.
"yah mungkin sudah takdir yang mempertemukan kami. hahah!" Ungkap lelaki itu.
Lalu umang-umang itu di tiupnya dengan nafasnya. Tak lama kemudian umang-umang itu menampakkan kepala serta kaki-kakinya.
"Hah?? Tuh bener umang-umang saya pak?" Tanya Sinta dengan kaget tak percaya. Ia mengira bahwa lelaki itu adalah yang akan menjadi jodohnya.
"Yah, benar dong. Habisnya, punya siapa lagi coba? Memang kenapa?"
"Gag ada kok. Makasih ya?" Ucap Sinta menggigil sambil mengambil umang-umang  dari tangan lelaki itu dan memasukinya ke dalam kotak.
Lelaki itupun kembali ke tempat semula. Begitu pula dengan Sinta dan Ririn.  Setelah berapa lama di Butiq, mereka pun berencana makan di luar. Tepatnya di Cafe Milenium dekat dengan butik tersebut.
Singkat cerita, sampailah mereka di Cafe tersebut. Dan setelah pesanan mereka datang, mulailah sinta menceritakan kekhawatirannya kepada Ririn.
"Aduh Rin,, tamat gue Rin! Tamaaat!!"
"Kenapa sih Sin? Lu tuh jangan percaya dengan kata-kata bapak tua itu! Lebih-lebih ama umang-umang lu tuh!! Nih ya, kalo gue pikir-pikir, kata si bapak ntuh kan, kalo umang-umangnya sakit, baru lu dapat cowok yg jelekk, tapi nyatanya apa?? Tuh umang-umang sehat-sehat aja kan? buktinya ampe bisa kabur segala!" Jelas Ririn.
"Bener juga yah Rin! Duh, gue kenapa begok gini yah? Tapi Rin, gue masih mau ngebuktiin sekali lagi tentang kebanaran ramalan itu! Boleh ya Ririn maniss??" Rayu Sinta yang masih penasaran dengan ramalan tersebut.
"Iya deh, selagi gag berdampak yang macam-macam aja ntar. gua gag mau punya temen yang streess kayak tuh bapak2.!"
"Oke deh!"
Selang beberapa waktu kemudian, Sinta melihat kotak tersebut, Namun betapa kagetnya ia, saat ia melihat tubuh umang-umang itu telah keluar dari cangkangnya, dan umang-umang itu sendiripun telah mati.
"Rin, umang-umang gue Rin, umang-umang Gue!!" Sinta panik.
"Kenapa lagi sih Sinta.. Umang-umang lu ilang lagi?" Ririn pun ikut kaget.
"Bukan Rin, lu liad nih. Dia mati Rin! Mati!" 
"Ya ampun Sin, kok,, bisa gini sih? Lu gak ngerawat dia yah Sin?"
"Yah ada kok, gue tanya ama adik gue, katanya makanannya ntuh kelapa. Udah gue kasih makan kok..! Haaa, gimana dong Rin? Bisa-bisa gue gag dapat pasangan seumur hidup nih Rin!"
"Ya elah Sin, gue bilang tadi apa, lu jangan percaya ama ginian deh! Tuh namanya Syirik!"
"Yah terus gimana dong Rin?"
"Ya udah, lu mikir dong Sinta! Kata-kata bapak waktu itu gag cocok banget ma kondisi sebenarnya, iya kan? Gak logis gitu! Jadi mendingan lu gag usah mikirin tentang umang-umang nih lagi!
"Yah gue tau. Tapi Rin, lu harus ikut gue malam ini ke pasar malam. Gue harus pastiin tuh bapak gag gadungan! Karena gue udah dirugiin material dan ambisi gue!"
"Yup, gue mau kok nemenin loe, sekarang kita pulang, terus lu istirahat. Ntar malam gue yang jemput lu kerumah, okey?"
Malam ini, pukul 7 malam, sinta dan Ririn tiba di pasar malam. Mereka berputar-putar mencari tenda merah yang waktu itu mereka kunjungi. Namun sayang, tempat tersebut kosong. Lalu mereka pun menanyakan dengan security penjaga yang ada di pasar malam tersebut.
"Hm, yang saya tahu nih mbak, malam minggu kemarin memang ada tenda yan berdiri disana. Yang punya adalah seorang lelaki tua. Dia bawa peliharaannya Gagak, benar tidak mbak?" tanya Security itu.
"Benar pak, benar banget. Terus, sekarang dia kok gak ada yah pak?" Tanya Ririn.
"Nah itu dia mbak, kemarin, kira-kira jam 11 malam, dia buat kerusuhan disini. Ternyata dia ketahuan memiliki ilmu hipnotis. Nah, kebetulan ada seorang ibu-ibu yang juga jadi korbannya, terus dia sadarbahwa uangnya sudah di ambil oleh lelaki tua itu mbak. Karena itu, lelaki tua itu sedang menjalani kasus di kapolda. Memangnya kenapa yah mbak?"
"Ah, gak ada pak. Ya udah, makasih ya pak. kalo begitu kami pulang dulu." Sahut Sinta dengan hati yang memanas.
Saat diperjalanan pulang, Sinta menyesali perbuatannya yang tidak jeli dan mudah terpengaruh oleh orang yang tak dikenalnya. Ia pun meminta maaf kepada Ririn yang udah abaikan nasihatnya dengan nangis tersedu-sedu. Dia pun berjanji, tidak akan percaya dengan Ramalan Cinta apapun.

_______________S-E-L-E-S-A-I________________